Apakah Mikel Arteta Harus Bertanggung Jawab atas Krisis Striker Arsenal?

Bagikan

Arsenal saat ini menghadapi krisis penyerangan yang serius, pertanyaan besar muncul: “Apakah Mikel Arteta harus bertanggung jawab atas masalah ini?

Apakah Mikel Arteta Harus Bertanggung Jawab atas Krisis Striker Arsenal?

Menghadapi serangkaian kekalahan menyakitkan, termasuk satu dari rival berat Manchester United dan satu lagi dari Newcastle, banyak yang mulai meragukan kemampuan Arteta dalam mengelola potensi skuadnya. Sementara ekspektasi tinggi dari penggemar terus berkembang, penilaian atas performa striker mereka semakin menjadi sorotan.

Dibawah ini akan memberikan informasi menarik yang pastinya harus Anda ketahui. Mari simak sekarang!

Apa yang Terjadi?

Serangkaian insiden menyakitkan, mulai dari peluang terbuang, cedera serius yang dialami Gabriel Jesus, hingga kekalahan adu penalti yang melelahkan melawan Manchester United di kandang sendiri, membuat Mikel Arteta dan Arsenal berada dalam sorotan.

Pertandingan Piala FA yang berlangsung hari Minggu itu benar-benar menjadi malam yang buruk untuk pasukan Meriam London. Tekanan semakin tinggi setelah mereka juga mengalami kekalahan dari Newcastle di leg pertama semifinal Piala Carabao.

Melihat performa Arsenal dalam dua pertandingan terakhir, tim hanya berhasil mencetak satu gol meskipun memiliki total nilai ekspektasi gol (xG) sebesar 6,44. ​Mikel Arteta kini berada di bawah pengawasan ketat, tetapi siapa sebenarnya yang harus disalahkan atas masalah striker saat ini? Ini adalah pertanyaan menarik yang perlu kita gali lebih dalam.​

“Kecewa adalah kata yang tepat untuk menggambarkan rasa ini,” ungkap Arteta usai kekalahan yang terjadi. Keberhasilan tim dalam menciptakan peluang tidak sebanding dengan hasil akhir yang mereka raih, menambah keragu-raguan terhadap strategi penyerangan yang diterapkan oleh manajer asal Spanyol ini.

Siapa yang Harus Disalahkan?

Salah satu pemain yang tampak sangat menonjol dalam kritikan kali ini adalah Kai Havertz. Peluang yang dimiliki Havertz, terutama satu tendangan yang melambung di atas mistar gawang pada menit ke-88, memperlihatkan betapa kurang tajamnya lini depan Arsenal.

Momen tersebut mengingatkan kita bahwa meskipun Havertz adalah pencetak gol terbanyak Arsenal dengan 12 gol di semua kompetisi, hanya satu gol yang ditemukan dalam dua pertandingan terakhir, meskipun ia telah melepaskan sembilan tembakan dengan ekspektasi gol sebesar 1,91.

“Kualitas penyelesaian adalah masalah utama kami,” ungkap salah satu analisis. Dalam tiga musim terakhir, Havertz tercatat sebagai salah satu pemain terburuk dalam hal mencetak gol yang diharapkan, mencetak hampir lima gol lebih sedikit dari yang seharusnya.

Apakah ini hanya masalah individu, atau lebih mendalam dari itu? Selain Havertz, cedera serius yang dialami Gabriel Jesus semakin membuat Arsenal berada dalam posisi yang sulit, dan ini membangkitkan rasa takut akan masa depan tim.

“Keberadaan Jesus sangat penting. Tanpanya, kami kehilangan daya gedor yang signifikan,” ungkap Arteta. Tak hanya itu, tim secara keseluruhan menciptakan 6,44 xG dalam dua pertandingan terakhir namun hanya mampu mencetak satu gol. “Ini sangat luar biasa,” tegas Arteta, mengekspresikan keterkejutannya atas hasil tersebut. Tentu, statistik ini tidak bisa diabaikan.

Baca Juga: Arsenal Satu-Satunya yang Bisa Saingin Liverpool di Liga Inggirs!

Dampak Cedera dan Keputusan Transfer

Dampak Cedera dan Keputusan Transfer

Arsenal mengalami kehilangan besar ketika Bukayo Saka absen karena cedera, mengingat perannya yang krusial dalam permainan tim. Dengan absennya pemain-pemain kunci seperti Saka dan Jesus, seakan menyulitkan Arteta untuk menemukan solusi cepat.

“Kami menghadapi masalah besar dalam mencetak gol, bahkan sebelum cedera terjadi,” ungkap Mikel Arteta, mempertanyakan faktor lain yang menyebabkan ketidakmampuan tim untuk mencetak gol.

Arsenal sebenarnya sudah mengalami masalah di lini depan bahkan sebelum cedera terjadi, di mana mereka gagal mencetak gol dalam delapan pertandingan di semua kompetisi musim lalu. Hal ini jelas menunjukkan bahwa ada yang salah dan menimbulkan tanda tanya mengapa klub tidak mengambil langkah lebih awal di bursa transfer.

Perekrutan di bursa transfer musim panas lalu juga memicu banyak diskusi. Arsenal hanya merekrut Mikel Merino, Riccardo Calafiori, dan Raheem Sterling. Sayangnya, ketiga pemain tersebut belum dapat memenuhi harapan dalam memberikan dampak signifikan untuk tim.

“Kami butuh kreasi dan ancaman gol di lini depan,” jelas Arteta. Merino, meskipun menawarkan kekuatan di lini tengah, tidak cukup memberikan daya tarik. Sementara itu, Sterling, yang jarang dimainkan oleh Arteta, diharapkan dapat menghadirkan kualitas yang diperlukan Arsenal.

Dengan cedera yang melanda, harapan untuk Sterling di masa mendatang semakin penting. Namun, kesulitan dan ketidakpastian ini hanya menambah daftar pertanyaan seputar kemampuan Arteta untuk mengelola sumber daya yang ada. Satu hal yang jelas, kehadiran pemain yang tepat adalah kunci untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Mencari Solusi Melalui Bursa Transfer

Kekalahan dan statistik buruk yang diperoleh Arsenal menunjukkan adanya ketidakseimbangan yang cukup besar dalam hal perekrutan di bawah kebijakan Arteta. Dari sejumlah pemain yang didatangkan, hanya sedikit yang merupakan penyerang, sementara fokus lebih condong kepada kekuatan bertahan.

“Kami berhasil mencetak rekor gol di Liga Primer musim lalu, tetapi sekarang kami sedang menghadapi masalah di lini depan,” Mikel Arteta menjelaskan.

Bursa transfer Januari sering kali dianggap lebih sulit daripada musim panas. Dengan tim yang telah menderita banyak cedera, pemilihan pemain yang tepat untuk memperkuat tim pada bursa transfer Januari adalah langkah yang krusial. Arteta nampaknya sangat menyadari kekurangan ini, dengan mengungkapkan, “Kami perlu mencari kualitas nyata di lini depan.”

Komentarnya tentang Alexander Isak yang menginspirasi kemenangan Newcastle memberikan indikasi menyeluruh tentang pandangan Arteta terhadap kekuatan skuadnya. “Itulah yang bisa Anda capai dengan kualitas di lini depan,” ujarnya. Sebuah pernyataan yang bisa diartikan sebagai pemikiran strategisnya tentang apa yang kurang di dalam skuadnya.

Reaksi Para Pendukung dan Ekspektasi Masa Depan

Banyak penggemar Arsenal mulai meragukan kebijakan yang diterapkan oleh Arteta. Ada yang merasakan bahwa ketidakmampuan untuk mendatangkan penyerang kreatif dan produktif adalah salah satu penyebab utama kekalahan tim.

Harapan agar tim bisa berfungsi secara optimal di lini depan jelas tampaknya menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh manajer ini. Arteta, dalam menghadapi tekanan dari publik dan kritik, menunjukkan sikap bahwa ia bertanggung jawab sepenuhnya atas hasil yang didapat.

“Saya menyayanginya, akan tetapi kami perlu lebih tajam dalam menyerang untuk memenangkan pertandingan,” kata Arteta. Menghadapi tantangan yang kian meningkat, ia harus segera menemukan solusi kreatif untuk membawa kembali performa tim ke jalurnya.

Dari perspektif jangka panjang, tantangan yang saat ini dihadapi Arteta merupakan bagian dari perjalanan belajar seorang pelatih. Pengalaman ini akan membantunya dalam menangani situasi yang lebih rumit ke depan, selalu dengan fokus pada peningkatan skuad dan pencarian pemain yang dibutuhkan untuk level kompetisi yang lebih tinggi.

Kesimpulan

Dengan begitu banyak faktor yang berkontribusi pada ketidakmampuan Arsenal untuk mencetak gol. Sulit untuk menentukan seorang sosok pasti yang harus disalahkan. Pasti ada tanggung jawab yang harus diambil oleh manajer, tetapi pemain juga harus menyadari peran mereka dalam menghasilkan peluang dan menyelesaikannya dengan baik.

“Yang penting adalah kami harus menemukan jalan kembali,” ungkap Mikel Arteta, berharap bisa membawa Arsenal keluar dari krisis ini. Menciptakan kembali ketajaman di lini depan merupakan langkah pertama yang sangat penting.

Satu cara adalah melalui bursa transfer, di mana Mikel Arteta harus waspada dan siap untuk mencari bintang-bintang baru yang mampu memberikan kebangkitan bagi Arsenal.

Masa depan Arsenal ada di tangan Arteta dan skuadnya. Dengan fokus yang tepat dan upaya kolektif dari seluruh tim, mereka bisa berharap untuk segera keluar dari krisis dan kembali bersaing di level teratas Liga Inggris.

Buat kalian, jangan sampai ketinggalan mengenai informasi menarik dan terupdate seputar Sepak Bola.