Awal Karier Raheem Sterling di Arsenal Berjalan Buruk

Bagikan

Awal Karier Raheem Sterling adalah salah satu pemain yang kini dikenal sebagai bintang di Premier League, dengan kontribusinya.

Awal Karier Raheem Sterling di Arsenal Berjalan Buruk

Namun, sebelum mencapai kesuksesan besar di Inggris, Sterling memiliki perjalanan yang penuh tantangan di awal karier sepak bolanya, yang mencakup momen yang tidak banyak diketahui orang yaitu masa awalnya di Arsenal. Dibawah ini ARSENAL NETWORK akan membahas tentang Awal Karier Raheem Sterling di Arsenal Berjalan Buruk.

Perjalanan Awal Raheem Sterling

Perjalanan awal Raheem Sterling di dunia sepak bola dimulai di Akademi Queens Park Rangers (QPR), di mana ia menunjukkan bakat luar biasa sejak usia dini. Lahir di Jamaika pada 1994 dan pindah ke Inggris pada usia lima tahun, Sterling segera menarik perhatian karena kecepatan dan keterampilan teknisnya.

Pada usia 10 tahun, ia bergabung dengan akademi QPR, dan dengan cepat berkembang menjadi salah satu talenta paling menjanjikan di sana. Namun, meskipun potensinya sudah terlihat jelas, Sterling menghadapi banyak persaingan untuk menembus tim utama, dan akhirnya.

Pada usia 15 tahun, ia memutuskan untuk pindah ke akademi Arsenal, yang pada saat itu dikenal dengan sistem pengembangan pemain mudanya yang sangat baik. Di Arsenal, Sterling menghadapi tantangan yang cukup berat. Meskipun ia memiliki bakat yang luar biasa, persaingan di akademi sangat ketat.

Dengan banyak pemain muda berbakat lainnya yang juga ingin menembus tim utama. Di sisi lain, sistem pelatihan Arsenal sangat terstruktur dan fokus pada pengembangan taktik yang mendalam, yang terkadang tidak sesuai dengan gaya bermain alami Sterling. Hal ini membuatnya merasa kesulitan untuk menonjol.

Prospek Akademi di Arsenal

Akademi Arsenal telah lama dikenal sebagai salah satu yang terbaik di Inggris dalam mengembangkan talenta muda. Klub ini memiliki reputasi kuat dalam mencetak pemain berbakat yang kemudian menjadi bintang di level senior, baik untuk Arsenal maupun klub lain.

Sejak era Arsène Wenger, yang dikenal karena mempercayakan banyak pemain muda di tim utama, akademi Arsenal telah memproduksi sejumlah pemain hebat, seperti Cesc Fàbregas, Jack Wilshere, dan Bukayo Saka. Klub ini terus berinvestasi dalam fasilitas pelatihan dan pengembangan untuk memastikan pemain muda.

Mendapatkan pembinaan terbaik yang sesuai dengan filosofi permainan klub, yang mengutamakan penguasaan bola dan permainan cepat. Prospek akademi Arsenal saat ini juga terlihat cerah, dengan sejumlah pemain muda yang menunjukkan potensi besar. Arsenal tidak hanya berfokus pada pengembangan keterampilan teknis.

Tetapi juga pada pengembangan mental dan karakter pemain. Salah satu hal yang membedakan akademi Arsenal adalah pendekatannya yang holistik, yang mengutamakan perkembangan pemain secara keseluruhan. Saat ini, beberapa pemain muda seperti Saka, Emile Smith Rowe, dan Reiss Nelson telah menembus tim utama.

Baca Juga:Pertarungan Derbi London, Chelsea Vs Arsenal, Pada 7 November 2024 

Pindah ke Liverpool Titik Balik Dalam Karier Sterling

DI ISI DENGAN JUDUL

Setelah beberapa tahun di akademi Arsenal, Raheem Sterling merasa bahwa kesempatan untuk berkembang semakin terbatas. Keputusan untuk meninggalkan Arsenal datang bukan karena ia tidak memiliki potensi, tetapi lebih karena ia merasa bahwa peluang untuk menembus tim utama Arsenal sangat kecil.

Sterling menginginkan lebih banyak kesempatan bermain di level senior, sesuatu yang tidak dapat ia dapatkan di Arsenal pada saat itu. Pada 2010, Sterling akhirnya membuat keputusan besar dalam kariernya ia bergabung dengan akademi Liverpool. Keputusan ini terbukti menjadi titik balik dalam kariernya.

Liverpool menawarkan kesempatan yang lebih besar bagi pemain muda untuk berkembang dan memiliki lebih banyak kesempatan bermain di tim utama. Seiring berjalannya waktu, Sterling mulai menunjukkan kualitasnya dan menjadi salah satu pemain muda yang paling menjanjikan di Inggris.

Di Liverpool, Sterling mulai mendapatkan peluang yang lebih banyak untuk bermain di tim utama, terutama setelah kedatangan manajer Brendan Rodgers yang memercayai pemain muda. Pada usia 17 tahun, Sterling sudah memulai debutnya di Premier League, dan dalam waktu singkat, ia berkembang menjadi salah satu pemain paling penting bagi Liverpool.

Mengapa Arsenal Tidak Memberi Kesempatan

Arsenal pada masa itu memiliki kebijakan yang sangat ketat dalam hal pemilihan pemain muda yang bisa menembus tim utama. Meskipun Raheem Sterling menunjukkan potensi besar, persaingan di akademi dan tim utama Arsenal sangat ketat, terutama dengan banyaknya pemain berbakat lain yang juga menunggu kesempatan.

Pada saat itu, Arsenal memiliki sejumlah pemain muda yang lebih menonjol, seperti Jack Wilshere dan Theo Walcott, yang lebih cepat mendapatkan kesempatan bermain di tim utama. Dengan adanya banyak pemain muda berbakat yang lebih siap untuk tampil di level senior.

Sterling kesulitan untuk mendapatkan waktu bermain reguler yang ia butuhkan untuk berkembang. Selain itu, filosofi permainan Arsenal yang sangat terstruktur, yang mengutamakan penguasaan bola dan taktik yang mendalam, mungkin tidak sesuai dengan gaya bermain alami Sterling yang lebih mengandalkan kecepatan dan eksplosivitas.

Meskipun memiliki keterampilan teknis yang sangat baik, Sterling merasa sistem pelatihan di. Arsenal lebih berfokus pada aspek-aspek yang kurang mendukung gaya permainannya yang bebas dan agresif. Oleh karena itu, kesempatan untuk berkembang di Arsenal terasa terbatas.

Kesuksesan Setelah Meninggalkan Arsenal

Setelah meninggalkan Arsenal dan bergabung dengan Liverpool pada 2010, Raheem Sterling segera. Menunjukkan potensi luar biasa yang telah dikenalnya sejak muda. Di bawah asuhan Brendan Rodgers, Sterling diberikan banyak kesempatan untuk bermain di tim utama, meskipun usianya masih sangat muda.

Keputusannya untuk pindah ke Liverpool terbukti sangat tepat, karena di Anfield ia menjadi bagian integral dari tim utama. Penampilannya yang impresif di musim 2013-2014, di mana ia menjadi salah satu pemain kunci dalam serangan Liverpool, mengantarnya ke panggung. Internasional dan menarik perhatian banyak pengamat sepak bola.

Kecepatan, keterampilan dribbling, dan kemampuannya untuk mencetak gol menjadikannya salah satu pemain muda terbaik di Premier League. Kesuksesan Sterling semakin cemerlang setelah ia pindah ke Manchester City pada 2015. Di bawah asuhan Pep Guardiola, ia berkembang pesat menjadi salah satu pemain terbaik dunia.

Kesimpulan

Kesimpulannya, perjalanan Raheem Sterling dalam karier sepak bolanya menunjukkan bahwa kesuksesan sering kali datang setelah melewati rintangan dan tantangan besar. Meskipun awalnya kesulitan menembus tim utama di Arsenal, keputusan untuk. Pindah ke Liverpool memberi Sterling kesempatan untuk berkembang dan menunjukkan potensi sebenarnya.

Di Liverpool, ia mendapatkan platform yang lebih baik untuk mengasah kemampuan teknis dan meningkatkan kepercayaan dirinya. Keberhasilannya di Anfield membuka jalan untuk langkah besar selanjutnya di Manchester City, di mana ia mencapai. Puncak kariernya dengan meraih berbagai gelar domestik dan tampil luar biasa di tim nasional Inggris.

Pengalaman Sterling mengajarkan bahwa kadang-kadang, langkah mundur di awal karier. Dapat menjadi fondasi untuk meraih kesuksesan yang lebih besar di masa depan. Simak terus berita dari kami yang mengenai tentang Klub Arsenal yang akan kami beri infomasi lainya.