Arsenal, klub sepak bola yang berbasis di London Utara, telah menjadi sorotan dalam beberapa tahun terakhir, baik untuk kualitas permainan yang ditampilkan maupun untuk performa mereka.
Kompetisi domestik dan Eropa. Namun, satu masalah yang terus menghantui tim ini adalah kurangnya kedalaman skuad yang mumpuni. Dalam dunia sepak bola yang semakin kompetitif, kedalaman skuad menjadi salah satu faktor utama yang menentukan kesuksesan jangka panjang sebuah tim.
Arsenal, meski memiliki beberapa pemain berbakat, ternyata tidak memiliki kedalaman skuad yang cukup untuk bersaing di level tertinggi. Artikel ini akan membahas mengapa Arsenal sama sekali tidak memiliki kedalaman skuad dan bagaimana hal ini mempengaruhi performa mereka. Dibawah ini ARSENAL NETWORK akan membahas lebih dalam tentang sepak bola.
Ketergantungan pada Pemain Utama
Salah satu masalah terbesar yang dihadapi Arsenal adalah ketergantungan yang sangat besar pada beberapa pemain kunci. Pemain seperti Bukayo Saka, Martin Ødegaard, Gabriel Martinelli, dan William Saliba adalah pemain yang sangat penting bagi tim. Mereka adalah sosok yang sangat diandalkan untuk mencetak gol, memberi assist, dan mempertahankan stabilitas pertahanan. Ketika salah satu dari mereka absen, baik karena cedera atau akumulasi kartu, Arsenal kesulitan untuk menggantikan peran mereka dengan pemain yang setara.
Hal ini terlihat jelas dalam beberapa pertandingan terakhir, di mana ketidakhadiran pemain-pemain utama tersebut menyebabkan Arsenal kesulitan meraih hasil positif. Misalnya, ketika Saka tidak bisa tampil karena cedera, Arsenal kehilangan kreativitas di lini serang, dan ketika Saliba absen, pertahanan mereka menjadi lebih rapuh. Skuad yang tidak memiliki kedalaman di setiap posisi membuat Arsenal rentan terhadap cedera yang bisa merusak performa mereka.
Kurangnya Pengganti Berkualitas
Selain ketergantungan pada pemain utama, Arsenal juga kesulitan untuk memiliki pengganti berkualitas di setiap posisi. Misalnya, di posisi penyerang, meskipun Arsenal memiliki Gabriel Jesus, mereka tidak memiliki opsi sekelasnya di bangku cadangan. Eddie Nketiah, meskipun sudah menunjukkan potensi, belum mampu memberikan kontribusi yang konsisten dalam menggantikan Jesus sebagai pencetak gol utama. Jika Jesus cedera atau kelelahan, tim harus bergantung pada pemain yang tidak memiliki pengalaman atau kualitas yang setara.
Di lini tengah, meskipun Arsenal memiliki pemain berbakat seperti Ødegaard dan Declan Rice, mereka kekurangan kedalaman yang memadai di posisi ini. Sementara Jorginho dan Kai Havertz bisa menjadi alternatif, mereka sering kali tidak memenuhi ekspektasi dan tidak memberikan dampak yang signifikan ketika dimasukkan sebagai pengganti.
Di posisi bek, selain Saliba dan Gabriel Magalhães, Arsenal tidak memiliki banyak pilihan yang bisa diandalkan untuk menghadapi lawan-lawan top. Cedera pada satu dari keduanya dapat mempengaruhi stabilitas pertahanan tim. Pemain seperti Rob Holding, meskipun cukup berpengalaman, sering kali terbukti kurang meyakinkan di pertandingan besar.
Baca Juga: Mikel Arteta: Mengubah Arsenal Menjadi Kekuatan Baru di Liga Premier
Transfer dan Perencanaan Skuad
Masalah kedalaman skuad tidak hanya berasal dari ketergantungan terhadap pemain utama, tetapi juga terkait dengan kebijakan transfer dan perencanaan skuad yang kurang optimal. Meskipun pada beberapa jendela transfer terakhir, telah menghabiskan banyak uang untuk mendatangkan pemain seperti Gabriel Jesus, Ødegaard, dan Declan Rice, mereka masih gagal memperkuat beberapa area penting dalam tim.
Misalnya, meskipun mereka memiliki skuad yang cukup solid di lini depan, mereka belum benar-benar memperkuat sektor bek kanan yang masih menjadi masalah. Meskipun Ben White dapat bermain di posisi tersebut, Arsenal tidak memiliki pemain cadangan yang memiliki kualitas yang sama. Situasi serupa terjadi di posisi gelandang serang, di mana meskipun Ødegaard adalah pemain kelas dunia, Arsenal belum memiliki banyak alternatif dengan gaya permainan serupa.
Satu masalah lagi adalah kurangnya kedalaman di posisi penjaga gawang. Meskipun Aaron Ramsdale adalah penjaga gawang utama yang solid, Arsenal tidak memiliki pengganti yang cukup berkualitas di bangku cadangan. Matt Turner, yang sering menggantikan Ramsdale di kompetisi minor, belum terbukti cukup handal untuk tampil di level yang lebih tinggi.
Kompetisi Liga dan Eropa
Keterbatasan kedalaman skuad ini jelas berdampak pada performa Arsenal di kompetisi besar, baik itu Liga Premier Inggris maupun Liga Champions. Di Liga Premier, meskipun Arsenal mampu bersaing di papan atas. Ketegangan yang ditimbulkan oleh cedera pemain kunci atau rotasi skuad sering kali menghalangi mereka untuk mempertahankan konsistensi. Dalam beberapa musim terakhir, Arsenal menunjukkan potensi besar untuk menjuarai Liga Premier, tetapi pada akhirnya mereka tidak mampu menjaga daya saing sepanjang musim karena kurangnya kedalaman skuad.
Di kompetisi Eropa, khususnya Liga Champions, kekurangan kedalaman skuad semakin terlihat. Arsenal menghadapi tim-tim top Eropa yang memiliki kualitas pemain di setiap posisi. Sementara mereka memiliki pemain-pemain top, Arsenal tidak memiliki banyak opsi cadangan yang cukup mumpuni untuk bersaing di level tersebut. Keputusan pelatih Mikel Arteta untuk terus mengandalkan pemain inti dalam setiap pertandingan bisa berisiko kelelahan pemain dan cedera.
Masalah Kedalaman Skuad
Untuk memperbaiki kedalaman skuad mereka, Arsenal perlu melalukan beberapa langkah strategis. Pertama, mereka harus lebih aktif di bursa transfer untuk mendatangkan pemain-pemain yang memiliki kualitas setara dengan pemain inti. Kedua, mereka perlu mengembangkan pemain muda yang memiliki potensi untuk menjadi pengganti berkualitas di masa depan. Memiliki akademi yang sangat baik, namun mereka harus lebih berani memberikan kesempatan kepada pemain muda untuk bermain di tim utama.
Ketiga, rotasi skuad yang lebih baik harus diterapkan oleh Mikel Arteta. Agar dapat bersaing di semua kompetisi, Arsenal harus lebih pintar dalam merotasi pemain untuk menghindari kelelahan dan cedera. Arteta harus memberi lebih banyak kesempatan kepada pemain cadangan untuk tampil, tanpa meremehkan kualitas tim yang dihadapinya.
Kesimpulan
Arsenal masih memiliki banyak pekerjaan rumah terkait kedalaman skuad mereka. Meskipun mereka memiliki beberapa pemain berkualitas. Kurangnya pengganti yang setara dan ketergantungan pada pemain utama dapat menghambat kesuksesan jangka panjang tim. Jika mereka ingin bersaing di level tertinggi, baik domestik maupun Eropa, Arsenal perlu meningkatkan kedalaman skuad mereka dengan mendatangkan pemain berkualitas dan lebih memperhatikan rotasi skuad. Tanpa itu, Arsenal akan kesulitan untuk mencapai potensi penuh mereka dan meraih trofi besar di masa depan.
Buat kalian yang ingin tetap mendapatkan informasi terupdate mengenai seputaran tentang sepak bola, kalian bisa kunjungi link ini ARSENAL STREAMS.